KHUTBAH JUMAT: JANGAN ABAIKAN DOA BINATANG (Doa binatang dan merebaknya virus Corona)
JANGAN ABAIKAN DOA BINATANG
(Doa binatang dan merebaknya virus
Corona)
Oleh: H. Ahmad Zuhri Adnan, M. Pd.
(Ketua LDNU KAb. Cirebon, Pengasuh PP
Ketitang Cirebon)
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ
وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا،
مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ
وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ؛ يَا
أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ
الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا
اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْن
Dalam kesempat yang mulia ini marilah kita
tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Sholawat dan salam mudah-mudahan
tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW
Sidang jumat rohimakumulluh
1) Islam
merupakan ajaran paripurna sebagai rahmatan lil alamin, rahmat bagi seluruh
alam. Agama yang ramah lagi sejuk. Memberikan rahmat tidak saja kepada manusia
tetapi juga hewan dan tumbuh-tumbuhan. Maka meski keduanya tidak dapat berbicara, sebagai mahluk Allah
yang ahsani taqwim, manusia berkewajiban memikirkan kelangsungan hidup makhluk
lainnya, diantarnya dengan tidak memburu hewan langka dan menebang pohon
sembarangan. Lebih spesifik kepada hewan manusia tidak boleh menyakiti - di
luar syari tentunya. Rasulullah SAW telah memberikan contoh terbaik untuk menyayangi
hewan. Beliau sangat memperhatikan kehidupan mereka, dan melarang siapa pun
untuk menyakiti binatang, termasuk memberi beban di luar batas kemampuannya.
2) Memang,
Allah menempatkan hewan atau binatang pada kedudukan yang lebih rendah dari
manusia. Meski begitu, Alquran memerintahkan manusia agar memperlakukan hewan
dengan rasa belas kasihan dan tidak menganiaya. Bahkan dalam buku “Mengenal
Ayat-Ayat Sains dalam Al-Qu’ran” hasil kerjasama Kementerian Agama dan Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), menyebutkan lebih dari 200 ayat dalam
Alquran yang berbicara tentang hewan, baik secara umum maupun secara khusus.
Dari banyaknya ayat dalam Alquran menunjukan begitu berperannya keberadaan
hewan di bumi ini.
3) Selain
itu, meski kedudukan binantang lebih rendah dari manusia, Allah
mentrnsformasikan sifat Rahman-Nya melalui binatang untuk manusia seperti paa
hadits yang diriwayatkan Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُسَبِّحُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالطَّيْرُ صَافَّاتٍ ۖ كُلٌّ قَدْ عَلِمَ صَلَاتَهُ وَتَسْبِيحَهُ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ
“Jika suatu kaum enggan mengeluarkan zakat dari harta-harta
mereka, maka mereka akan dicegah dari mendapatkan hujan dari langit. Sekiranya
bukan karena binatang-binatang ternak, niscaya mereka tidak diberi hujan.” (HR.
Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir 13619. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa
hadits ini shahih. Lihat Shahih Al-Jami’ no. 5204)
Hadirin
rahimakumullah
4) Terkait
dengan perlakuan terhadap binatang, surah an-Nur ayat 41 menjadi dasar manusia
untuk menghormati hewan yang juga merupakan makhluk ciptaan Allah
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُسَبِّحُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالطَّيْرُ صَافَّاتٍ ۖ كُلٌّ قَدْ عَلِمَ صَلَاتَهُ وَتَسْبِيحَهُ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ
“Tidakah engkau (Muhammad) tahu bahwa kepada Allah-lah
bertasbih apa yang ada di langit dan di bumi, dan juga burung yang
mengembangkan sayapnya. Masing-masing sungguh, telah mengetahui (cara) bedoa
dan bertasbih. Allah Maha Mengetahui apa tang yang mereka kerjakan.”.
5) Maka
jangan sepelekan doa binatang. Perlakuan manusia terhadap binatang akan dihisab
di hadapan Tuhan. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa sikap dan tindakan manusia
terhadap hewan akan menentukan nasibnya di akhirat, sebagaimana diriwayatkan
al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Umar bahwa seorang wanita disiksa Allah
(pada hari kiamat) lantaran mengurung seekor kucing sehingga kucing itu mati.
6) Bahkan
kejahatan di antara binatang pun akan diqishas oleh Allah di akhirat. Dari Abu
Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Nabi SAW bersabda,. “Allah akan menegakkan qishas
antar-semua makhluknya, jin, manusia, dan binatang. Pada hari itu, akan
diqishas dari kambing yang tidak memiliki tanduk untuk membalas kambing
bertanduk. Hingga setelah tidak tersisa lagi kedzaliman apapun yang belum
terbalaskan, Allah berfirman kepada binatang, “Jadilah tanah.” di saat itulah,
orang kafir mengatakan, “Andai aku menjadi tanah.” (HR. Ibnu
7) Untuk
itu Rasulullah melarang manusia berlaku kejam terhadap binatang. Karena hewan
memiliki interaksi dengan dunia lain yang tidak bisa dilakukan manusia. seperti
kisah nabi Sulaeman saat melihat semut berdoa kepada Allah, sbagaiman termaktub
dalam hadits yang dikeluarkan oleh Al-Imam Ad-Daruquthni (2/66) dan Al-Hakim
(1/325-326): Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Nabi Sulaiman
pernah keluar untuk memohon hujan, lalu beliau melihat seekor semut terlentang
di atas punggungnya dengan kaki-kakinya terangkat ke langit seraya berkata: “Ya
Allah kami adalah salah satu makhluk-Mu yang bukan tidak membutuhkan siraman
airmu. Maka Nabi Sulaiaman berkata: Pulanglah, kamu benar-benar akan diturunkan
hujan karena doa makhluk selain kamu.” Berdasarkan hadits ini pula para fuqoha
menjadikannya dalil disunnahkan mengeluarkan hewan untuk menghadiri istisqa’.
Hadirin
hadaniyallah waiyyakum
8) Di
tengah hebohnya virus corona yang menyebar di Wuhan dan China, hadir video
anjing dipanggang hidup-hidup untuk dimakan. Selain itu, deretan foto maupun
video hewan menderita di pasar dan dimakan hidup-hidup telah menarik perhatian
tersendiri. Memang, pada realitanya bagi kebanyakan orang Tiongkok, mengonsumsi
hewan liar sudah jadi bagian dari kultur. Di Guangzhou, kota dengan jumlah
penduduk 14 juta, mengomsumsi hewan liar sudah sangat biasa.
9) Disinyalir,
penyebaran virus corona, ramai disebut berasal dari salah satu pasar hewan liar
di Wuhan dan sekarang jadi kondisi darurat kesehatan global berdasarkan deklarasi
World Health Organization (WHO), membuat perdagangan hewan liar di Tiongkok
jadi sorotan.
10) Yang
perlu digarisbawahi adalah perilau fahisyah alaniyah atau perilaku buruk yang
terang-terangan yang mebuat Allah murka. Berdasarkan ulumul quran (bab alwujuh
wnnadzo’ir), bahwa perilaku buruk (maksiat) yang berimbas hanya pada diri
sendiri maka masuk kategori sayyi’ah, dan yang berimplikasi pada orang lain
adalah fahisyah. Maka jika sekadar mengkonsumsi binatang liar masuk kategori
pertama. Sementara prilaku biadab terhadap binatang (apalagi dengan alaniyah:
terang-terangan) maka masuk kategori fahisyah, dan ini Allah amat murka
disertai ancaman. Seperti sabda Rasulullah
SAW “Tidaklah merebak perbuatan fahisyah di suatu kaum secara
terang-terangan, kecuali akan menyebar di kaum tersebut penyakit tha’un, dan
berbagai penyakit yang belum pernah menimpa orang-orang sebelum mereka” (HR. Al
Baihaqi dalam Syu’abul Iman, 3/1225, dishahihkan Al Albani dalam Shahih At
Targhib no. 2187).
11) Jika
kucing yng diterlantarkan bisa menyeret Si Tuannya masuk neraka dan kejahatan di antara binatang pun akan
diqishas oleh Allah serta binatang sekecil semut mampu menurunkan hujan dengan
doanya, maka di era yang serba mungkin ini, tidak menutup kemungkinan doa
binatang di pasar Guangzhou mampu menghadirkan “penyakit yang belum pernah
menimpa orang-orang sebelum mereka”. Wallahu a’alam
Mudah-mudahan
khutbah ini dapat kita hikmati bersama dan semoga kita teecatat sebagai insan
yang memiliki rasa kasih dan sayang terhadap sesama. Amin
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ مَاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
Komentar
Posting Komentar